Rahim Pengganti

Bab 166 "Tingkah Ibu Hamil"



Bab 166 "Tingkah Ibu Hamil"

0Bab 166     
0

Tingkah Ibu Hamil     

"Buruan Mas, kita pulang. Kasihan bunda dan ayah kalau ternyata kita di luar," balas Gina. Mendengar hal itu, membuat Daffa tersenyum, pria itu segera melajukan mobil nya dan pulang ke rumah.     

Selama di perjalanan, Gina tidak membahas lagi mengenai putu ayu warna pink. Perempuan itu, sudah tidak membicarakan hal itu, Gina hanya fokus dengan musik yang tiba tiba di putar oleh wanita itu. Sekitar dua puluh lima menit, kedua nya sudah sampai di rumah mereka.     

Gina dan juga Daffa segera turun, saat mereka akan membuat pintu. Terdengar dengan sangat jelas suara mobil, kedua nya lalu menoleh ke arah belakang dan ternyata kedua orang tua Gina. Ayah Bian dan bunda Carissa baru saja sampai, Gina menyambut ke datangan kedua orang tua nya dengan begitu kebahagia.     

"Aku kangen banget sama bunda," ucap Gina. Carissa memeluk erat sang anak. "Bunda juga kangen banget sama kamu sayang," balas nya dengan mengusap punggung Gina dengan begitu penuh kasih sayang.     

Kedua nya masih terus berpelukan hingga akhir nya Ayah Bian membuka suara. Setelah itu, mereka lalu masuk ke dalam rumah. Gina sangat bahagia, saat tahu bahwa kedua orang tua nya datang ke rumah mereka.     

"Duduk dulu, bunda ayah," ucap Daffa. Ayah Bian dan bunda Carissa menganggukan kepala nya. Gina masih tetap berada di samping sang bunda sedangkan Daffa mengambil minum untuk kedua orang mertua nya itu.     

"Loh nak Daffa, nggak usah repot repot," ujar Carissa. Wanita itu tidak enak, dengan sikap Daffa seperti saat ini. Namun, Daffa tidak masalah dengan hal itu, pria itu malahan senang jika bisa melayani kedua mertua nya dengan baik.     

Gina begitu manja dengan sang Bunda hal itu terlihat dari wanita tersebut tidak pernah lepas memeluk bundanya melihat hal itu membuat Daffa tersenyum bahagia apapun yang dilakukan oleh istri nya maka Daffa akan selalu mendukung Ayah Bian, segera mengajak menantu nya itu untuk mengobrol supaya ya Dafa tidak merasa sendirian pria paruh baya itu terus bertanya mengenai bagaimana pengembangan banyak hal terutama tentang pekerjaan menantu nya yang menurutnya semakin hari semakin banyak saja. Ayah Bian juga bertanya mengenai beberapa hal tentang tugas yang akan dilaksanakan oleh Daffa beberapa bulan lagi melihat mertua membahas hal itu membuat Daffa yakin bahwa saat inilah waktu diri nya untuk bercerita kepada sang mertua.     

Tim yang berisikan beberapa orang akan berangkat kembali ke daerah Papua untuk menangani beberapa permasalahan yang ada di sana namun selama ini Daffa belum berani mengatakan hal tersebut karena dirinya masih belum tahu apakah akan diikutsertakan atau tidak dalam misi tersebut. Ayah Bian beberapa waktu lalu diminta oleh Bapak Joyo untuk datang ke kantor milik nya dan membahas mengenai hal tersebut sebagai seseorang yang sangat atau bahkan tidak mengerti mengenai hal tersebut semua nya dirinya kembalikan kepada sang menantu. Tugas negara yang diberikan ini bukan hanya menyangkut satu atau 2 (dua) orang tapi juga menyangkut beberapa orang lain nya dan ayah Bian tahu bagaimana sikap dan tanggung jawab sang menantu.     

Mendapatkan kesempatan seperti saat ini sangat dimanfaatkan oleh ayah Bian supaya diri nya bisa berbicara dengan sang menantu dengan jelas titik duduk di teras rumah dan mengobrol adalah sesuatu hal yang sejak lama diimpikan seorang Bian. Selama ini diri nya ingin sekali merasakan hal seperti ini namun menantu pertama nya jauh dari jangkauan dirinya dan sangat sulit untuk pergi ke sana serta anak kedua nya atau anak laki laki nya satu satu nya yang dia miliki memiliki sifat yang berbeda satu dengan lain nya.     

Ryu dan Bian keduanya sangat bertolak belakang sehingga mereka selalu saja bisa bertengkar walaupun hanya kesalahpahaman kecil dan hari itu selalu saja terjadi banyak hal yang membuat Bian dan anak laki laki nya itu sangat sulit bersama sehingga ketika kehadiran menantu pertamanya biar sedikit bahagia namun, ketika melodi dan sang suami harus meninggalkan kota Jakarta dan pergi ke kota lain demi sebuah tugas membuat Bian seperti kehilangan kebahagiaan nya titik apalagi hal tersebut merupakan hal pertama bagi diri nya untuk bisa dengan anak pertama nya.     

"Jadi gimana kamu jadi berangkat ke Papua nanti?" tanya Bian.     

"Sepertinya jadi ayah hanya saja aku masih bingung banyak hal yang harus aku selesaikan lebih dulu," balas Daffa.     

"Iya ya Ayah yakin Jangan percaya apapun yang menjadi keputusan kamu semuanya adalah hal yang terbaik."     

"Nanti kalau aku beneran pergi Daffa titip Gina ya Ayah."     

"Pasti dong kina adalah anak ayah apalagi saat ini dia sedang mengandung cucu ayah jadi ayah bakalan selalu jaga dia," balas ayah Bian.     

"Saat ini ini usia kandungan Gina kurang lebih 1 (satu) bulan dan aku akan berangkat di usia nya 4 (empat) bulan yang aku gak tahu adalah kapan aku bisa pulang lagi apakah nanti saat anak kami lahir aku bisa pulang atau tidak dan itu sangat sulit untuk aku jelaskan sama Gina yah." Daffa menarik nafas nya sejenak lalu kembali melanjutkan pembicaraan nya. "Aku hanya berharap jika hal itu terjadi aku bisa pulang dengan selamat dan melihat bagaimana anak dan istriku," lanjut Daffa.     

Ayah Bian mengerti dengan apa yang dirasakan oleh eh Daffa sebagai seorang suami diri nya juga pasti akan melakukan hal yang sama saat ini namun, semua nya harus dipikirkan dengan baik baik saja.     

***     

Saat ini mereka semua sedang menikmati makan siang bersama tawa dan canda terdengar sangat jelas dari masing masing mereka apalagi Gina wanita hamil itu begitu bersemangat menceritakan semua hal yang terjadi pada diri nya melihat hal seperti ini membuat Daffa begitu bersyukur saat ini istri nya, bisa selalu bahagia.     

Daffa jadi tahu kepintaran sang istri dalam mengolah makanan karena sang ibu mertua ternyata juga memiliki kepandaian yang sama masakan yang di masakan oleh mertuanya itu sangat enak namun meskipun seperti itu tetap masakan sang istri nomor 1 menurut Daffa. Setelah dari makan siang bersama tak lama Ryu datang ke rumah mereka itu langsung memeluk erat sang adik kamar semua orang tahu bahwa Ryu begitu menyayangi Gina makan dulu saat sebelum menikah Gina dan Ryu selalu dikira oleh orang orang yang adalah sepasang kekasih.     

Tiba tiba saja telepon Daffa berbunyi dengan sangat terpaksa pria itu harus meninggalkan kedua orang tuanya dan kakak ipar nya hanya bersama dengan sang istri di rumah Daffa juga meminta maaf kepada mereka untuk meninggalkan karena ada urusan penting di kantor titik mereka semua mengizinkan Daffa karena tahu saat ini Daffa sedang bertugas pria itu lalu pamit kepada sang istri dan juga yang ada di dalam kandungan istri nya tersebut.     

"Ayah, Bunda, bang. Maaf banget kalau Daffa harus meninggalkan rumah karena memang banyak pekerjaan yang harus diselesaikan sekali lagi minta maaf atas hal ini."     

Ayah Bian dan Bunda Cariss serta Ryu menganggukan kepalanya mereka lalu kembali mengobrol sedangkan Gina mengantar sang suami untuk pergi ke depan pintu. Setelah Dafa pergi kina lalu masuk kembali ke dalam rumah nya wanita itu kembali duduk di antara ayah dan bunda nya gadis itu begitu sangat manja diri nya begitu merindukan tetapan kedua orang tua nya seperti saat ini, hal itu disambut dengan begitu bahagia oleh ayah Bian dan juga bunda Carissa mereka juga merindukan sikap manja yang biasa nya selalu mereka lihat pada anak gadis bungsu mereka.     

"Dek!" Gina yang ada di pelukan sang bunda seketika menoleh ke arah Ryu. "Apaan," jawab Gina. Ryu, menatap ke arah adik nya. "Om Atha ada hubungan apa sama teman kamu itu?" tanya Ryu.     

Seketika kepala Gina yang tadi nya, menyandar di bahu sang bunda langsung berdiri tegak. Bukan hanya Gina namun, ayah Bian dan juga bunda Carissa juga melakukan hal yang sama, mereka menatap ke arah Ryu dengan tatapan yang begitu intens.     

"Athalla? Kenapa? Teman kamu yang mana dek?" tanya bunda Carissa.     

"Kenapa Abang bisa bilang hal ini?" tanyq Gina.     

Wanita itu begitu penasaran dengan apa yang terjadi, karena selama ini kedua orang tersebut tidak ada yang saling mengumbar satu dengan yang lain nya sehingga sangat nihil bahkan sangat kecil sekali persentasi orang orang bisa mengetahui mengenai hubungan keduanya sehingga ketika sang Abang berkata seperti itu membuat jiwa kepo dari Gina timbul. Wanita hamil itu yang tadinya duduk diantara kedua orang tuanya tiba tiba berpindah duduk di samping sang Abang.     

"Astaga Gina. Kamu ini, kalau udah kepo gak tahu lagi," ucap ayah Bian tidak habis pikir dengan sang anak. Sedangkan Gina hanya menyengat ketika di tegur oleh ayah nya.     

"Jadi gimana bang?" tanya Gina. Wanita hamil itu, sangat penasaran dengan apa yang terjadi sebenarnya sehingga membuat, wanita itu langsung mendekat. Ryu pria itu itu kaget melihat ekspresi yang diberikan oleh sang adik sehingga membuat Gina menatap nya dengan tajam. Olahan nafas berat terdengar jelas dari Ryu pria itu mulai menceritakan semua hal kenapa dirinya bisa berkata seperti itu. Beberapa waktu yang lalu dirinya melihat Om nya itu pergi bersama dengan salah satu itu sahabat dari sang adik awal nya diri nya tidak memperhatikan kedua orang tersebut dia berpikir bahwa mereka sedang atau tidak sengaja bertemu namun, saat akan makan siang dan melihat kedekatan keduanya membuat sebuah kecurigaan pada diri nya. Saat itu Ryu, ingin menghampiri sang Om namun diurungkan karena ada sesuatu hal yang penting sehingga wajib untuk diri nya selesaikan lebih dulu.     

Ryu bertemu bukan hanya satu atau dua kali namun beberapa kali diri nya melihat kedua nya sering jalan bersama. Lalu terakhir kemarin saat dirinya menghadiri sebuah seminar pendidikan mewakili pihak perusahaan dan saat itu dirinya melihat bagaimana kedekatan antara Om dan sahabat adik nya itu yang terlihat seperti sepasang kekasih ditambah lagi dengan genggaman tangan yang diberikan oleh Om nya itu begitu hati siapapun bisa melihat bahwa saat itu kedua nya bukan berstatus sebagai dosen atau mahasiswa melainkan memiliki suatu hubungan yang spesial.     

"Berarti mereka udah mau go publik dong," ujar Gina. Mendengar ucapan dari Gina membuat mereka semua memasang wajah penuh tanya kepada ibu hamil tersebut Gina yang dilihat oleh ketiga orang yang ada di sana seketika terdiam dengan senyum yang begitu mengembang titik Gina lalu menjelaskan bahwa saat ini memang keduanya sedang memiliki suatu hubungan mendengar hal itu Bunda Carissa begitu sangat bahagia bagaimana tidak bagi nya Atha bukan hanya seperti adik namun sudah seperti anak nya sendiri karena jarak antara apa dan Ryu tidak begitu jauh.     

Apa lagi saat mendiang tante Elsa meninggal anaknya itu diurus oleh Carissa yang kebetulan saat itu juga sedang hamil anak ke-2 mereka sehingga membuat Carissa begitu menyayangi anak dari tante nya tersebut.     

"Kenapa kamu nggak bilang bilang dek. Bunda tuh, senang banget dengar hal ini, setidaknya Oma juga harus tahu," jawab Carissa. Gina hanya tersenyum, singkat dia saja baru mengetahui hal itu beberapa waktu lalu. Jika tidak dipaksa maka, sampai detik ini mungkin saja Acha tidak mau berbicara.     

Bunda Carissa segera mencari nomor sang bunda, wanita itu begitu heboh memberikan kabar mengenai hal tersebut, Gina sudah bersiap jika nanti diri nya akan di teror oleh kedua orang tersebut. Dia tidak bisa menahan hal seperti ini, jika sudah bercerita dengan topik yang begitu hot.     

"Bang," ucap Gina. Wanita itu sangat takut, jika nanti nya Acha atau Om Atha marah kepada diri nya.     

"Apa!!" teriak bunda Carissa. Melihat keterkejutan tersebut, membuat mereka semua menatap ke arah Carissa. Namun, seketika saat melihat senyum di wajah bunda Carissa membuat mereka semakin bingung dengan apa yang terjadi sebelum nya.     

Sambungan telpon tersebut, akhir nya terputus dan bunda Carissa menampilkan senyum bahagianya. "Kenapa?" tanya ayah Bian.     

Bunda Carissa lalu menjelaskan bahwa ternyata Om Iren sudah mengetahui hubungan antara mereka berdua bahkan kedua nya sudah pernah bertemu di rumah saat diajak oleh Atha main mendengar hal itu membuat Gina begitu terkejut karena ternyata hubungan kedua nya sudah begitu jauh. Bahkan Bunda Irene sudah meminta untuk Ata jika diri nya serius maka segera melakukan pertemuan keluarga. Dan respon yang diberikan oleh Hatta sangat baik ketika Bunda Irene mengatakan hal tersebut.     

"Apa tidak terlalu cepat sayang?" tanya ayah Bian.     

"Awalnya aku juga berpikiran seperti itu mas. Namun, bunda tadi bilang bahwa diri nya, hanya tidak mau ada hal buruk terjadi. Bunda juga sudah bilang hal itu kepada Atha. Oh ya dek, Oma juga bilang untuk kasih tahu Sekar sama Akbar jangan terlalu dekat. Kalian itu walaupun sahabat harus ada batasan nya, terus kalau emang Akbar serius, kuliah yang benar dulu," jelas bunda Carissa.     

Mendengar hal itu seketika Gina bingung dengan ucapan dari sang oma karena selama ini dirinya tidak melihat ada hal yang begitu spesial antara Sekar dan juga Akbar namun entah kenapa oma nya bisa berkata seperti itu.     

***     

Pukul 18.00 Daffa baru saja pulang dari kantor dan hal itu membuat Ryu akhir nya bisa pulang. Pria itu sengaja belum pulang agar bisa menemani sang adik, takut sesuatu hal terjadi. Ketika melihat sang adik ipar yang usia nya jauh di atas nya Ryu, segera pamit untuk pulang. Pria dingin itu, begitu menyayangi sang adik, sehingga Ryu berani melakukan apapun untuk adik nya itu.     

Setelah sang Abang Pulang Gina mulai bercerita mengenai apa saja yang dirinya lakukan bersama dengan kedua orang tua nya tak lupa Gina juga bercerita mengenai sahabatnya tersebut Dafa tersenyum kearah istri nya pria itu sangat bahagia ketika melihat Gina yang dulu nya hanya banyak diam namun sekarang Sudah berani berbicara panjang lebar.     

"Kamu mau makan apa sayang?" tanya Daffa. Gina terdiam sesaat hingga, akhir nya wanita itu tersenyum ke arah suami nya. "Kalau misalnya kita cari makan di luar apakah kamu nggak capek Mas aku kayaknya pengen makan seafood sama lele goreng di angkringan sate usus kayaknya enak juga terus ati dan ampela juga sepertinya enak Mas aku jadi pengen makan angkringan seperti itu," ucap Gina dengan senyum yang mengembang.     

Dafa tertawa dengan apa yang diucapkan oleh istri nya memang sejak kehamilan istri nya itu diketahui Gina selalu saja makan dengan porsi yang luar biasa meskipun hal seperti itu Daffa selalu senang karena dirinya tahu bahwa bukan hanya sang istri yang makan tapi juga anak di dalam kandungan nya semua hal yang diinginkan oleh Gina akan dilakukan oleh Daffa dengan sepenuh hati karena masa masa seperti ini akan diri nya rindukan nanti ketika dia ditugaskan ke luar kota.     

"Oke siap. Apapun yang diinginkan oleh Kanjeng ratu maka, hamba akan selalu memenuhi nya. Ayo kita bersiap, nanti setelah habis magrib kita keluar cari makan buat ibu ratu dan calon pangeran," ucap Daffa. Seketika, Gina langsung tersenyum bahagia. Wanita itu begitu, senang walaupun hanya mendengar hal seperti ini. Receh memang namun, sikap receh itu membuat hormon kebahagian nya diri nya bertambah.     

Setelah selesai magrib kedua nya, lalu pergi mencari angkringan yang lengkap dengan apa yang diinginkan oleh sang istri nya, karena keinginan dari ibu hamil ini sungguh sangat beragam sehingga membuat Daffa sedikit kesusahan.     

Apalagi malam ini, Gina ingin berpergian dengan menggunakan motor, hal tersebut membuat Daffa khawatir namun, Gina sangat keras kepala sehingga membuat Daffa akhir nya mengalah dalam segala hal.     

Mereka berdua berjalan dengan motor mengelilingi kota yang terlihat sangat indah malam ini, banyak bintang yang bertebaran bahkan bulan terlihat sangat indah dengan bulat yang begitu sempurna.     

Hingga akhir nya, mereka berdua sampai di sebuah angkringan yang menurut Gina pas, wanita hamil itu segera memesan beberapa makanan dan langsung memilih tempat duduk.     

"Yang, kamu pesan apa aja?" tanya Daffa.     

"Banyak Mas. Cuman, aku pesan buat aku sendiri aja. Aku belum pesankan punya kamu," ucap Gina. Mendengar hal itu seketika membuat Daffa melotot dengan sangat tajam, istri nya itu sungguh terlalu dengan diri nya. Daffa lalu beranjak di tempat duduk nya, namun, diurungkan ketika Gina langsung menahan tangan Daffa. "Bercanda mas sayang, masa aku tidak memesan makanan untuk sang suami, udah aku pesan untuk kamu juga kok," ucap Gina. Daffa hanya bisa geleng geleng kepala dengan tingkah laku istri nya yang luar biasa unik itu, Gina memang selalu bisa membuat Daffa setiap saat selalu mencintai istri nya tanpa ada sebuah alasan..     

Tak lama makanan yang dipesan oleh Gina akhir nya sampai keduanya lalu memakan makanan tersebut. Terlihat dengan jelas saat ini Gina memakan semuanya dengan sangat lahap ibu hamil tersebut sangat menyukai udang dan juga cumi cumi. Dafa yang melihat bagaimana sang istri makan sangat begitu bahagia. Untunglah sudah selama satu minggu ini Gina tidak mengalami muntah yang begitu parah dari sebelumnya. Sehingga apa saja yang dimakan nya tidak keluar seperti sebelum nya, karena beberapa minggu awal Gina selalu saja memuntahkan semua isi yang baru saja masuk ke dalam perut nya dan hal itu sangat berpengaruh dengan kondisi diri nya yang sedang mengandung di 3 bulan pertama.     

Setelah selesai dari makan angkringan Dafa dan juga Gina tidak langsung pulang dikarenakan ibu hamil tersebut meminta berkeliling kota di malam hari dengan sangat terpaksa mengikuti keinginan sang istri pria itu sangat tidak bisa melihat jika istri nya cemberut atau bersedih. Setelah selesai membayar Daffa dan Gina keluar dari tempat makan tersebut Gina tersenyum dengan sangat mewah wanita hamil itu langsung naik ke atas motor dan memeluk sang suami dengan begitu erat.     

Sepanjang perjalanan ibu hamil itu tidak henti henti nya berbicara bahkan Dafa hanya bisa tersenyum mendengar semua ucapan yang dilontarkan oleh sang istri. Hingga mereka tiba tiba berhenti di tempat penjual pentol bakso seketika ibu hamil yang baru saja selesai makan tiba tiba ingin makan pentol bakso.     

"Kamu yakin sayang?" tanya Daffa. Gina langsung menganggukkan kepalanya melihat hal tersebut membuat Daffa akhir nya menghentikan motor nya di tempat tersebut. Gina seketika langsung saja turun dari atas motor dan segera memesan pentol bakso yang sedang viral di tempat mereka.     

"Aku udah pesan beberapa ya Mas, kita makan nya di rumah aja. Nggak usah di sini," ujar Gina dengan raut wajah cemberut. Hal itu membuat Daffa bingung dengan apa yang terjadi, karena saat turun dari motor tadi istri nya masih baik baik saja, namun, kenapa seketika saat sudah ada di tempat ini istri nya itu berubah menjadi seperti ini. Hal ini, membuat Daffa yakin ada hal yang mengusik sang istri, sehingga Gina bisa berubah seperti saat ini.     

Sekitar sepuluh menit, pesanan yang dipesan oleh Gina sudah selesai wanita hamil itu lalu membayarnya dan segera mengajak sang suami untuk pergi dari tempat tersebut. Saat motor sudah beranjak sedikit jauh dari tempat tersebut Lalu menghentikan motornya dan bertanya kepada sang istri mengenai sikap Gina namun ibu hamil tersebut tidak banyak berbicara hal itu semakin membuat Daffa yakin bahwa ada hal yang tidak baik di dalam tempat tersebut.     

"Kenapa sayang?" tanya Daffa. Namun, tetap saja Gina tidak berbicara mengingat hari semakin larut malam membuat Dafa kembali menjalankan mobilnya saat di rumah nanti maka pria itu akan bertanya kepada istrinya. Saat motor yang dikendarai oleh Daffa lewat di sebuah toko es krim pria itu lalu menghentikan motornya dan mengajak sang istri untuk membeli es krim. Awalnya menolak namun akhirnya ibu hamil tersebut menyetujui apa yang dilakukan oleh sang suami hal tersebut dilakukan oleh Daffa supaya mood dari sang istri bisa kembali membaik.     

##     

Selamat membaca dan terima kasih buat kalian semua. Semoga selalu, menyukai karya ini.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.